Kamis, 12 Desember 2013

Tanah Longsor

Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran 
keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan 
penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan 
penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat dibedakan menjadi penyebab yang berupa : 

- Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng. 

- Proses pemicu longsoran.

Gangguan kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi 
batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun suatu 
lereng rentan atau berpotensi untuk longsor, karena kondisi kemiringan lereng, batuan/tanah dan tata 
airnya, namun lereng tersebut belum akan longsor atau terganggu kestabilannya tanpa dipicu oleh 
proses pemicu. Proses pemicu longsoran dapat berupa : 

- Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang merenggangkan ikatan 
  antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk longsor. Peningkatan kandungan air 
  ini sering disebabkan oleh meresapnya air hujan, air kolam/selokan yang bocor atau air sawah 
  kedalam lereng. 
                 
- Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran alat/kendaraan. 
  Gempa bumi pada tanah pasir dengan kandungan air sering mengakibatkan liquefaction (tanah 
  kehilangan kekuatan geser dan daya dukung, yang diiringi dengan penggenangan tanah oleh air 
  dari bawah tanah). 
                 
- Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Beban yang berlebihan 
  ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-pohon yang terlalu rimbun dan rapat yang ditanam 
  pada lereng lebih curam dari 40 derajat. 
                 
- Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga. 

Strategi dan upaya penanggulangan bencana : 

Gangguan kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi 
batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun suatu 
lereng rentan atau berpotensi untuk longsor, karena kondisi kemiringan lereng, batuan/tanah dan tata 
airnya, namun lereng tersebut belum akan longsor atau terganggu kestabilannya tanpa dipicu oleh 
proses pemicu. Proses pemicu longsoran dapat berupa :  

- Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya 
                 
- Mengurangi tingkat keterjalan lereng .
                 
- Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah. 
  (Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam 
   lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan 
   sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).
                 
- Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling .
                 
- Terasering dengan sistem drainase yang tepat.(drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai 
  menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah) .
                 
- Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat 
  (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya 
  tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , 
  di bagian dasar ditanam rumput).
    

 - Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat .

 - Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan .

 - Pengenalan daerah rawan longsor .

 - Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall) .

 - Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah. 

 - Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction(infeksi cairan). 

 - Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel .

 - Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.



 Sumber : Buku Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, 
                   Set BAKORNAS PBP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Night Diamond Bloody Red - Busy Flicker