Sistem
semen konvensional yang tersedia di pasaran hingga saat ini kurang mampu menghadapi
suhu tinggi; semen kelas G hanya mampu bertahan sampai suhu 120°C. Turunnya
kuat kompresif pada suhu tinggi akan menyebabkan permeabilitas yang cukup dapat
dipakai air formasi menerobos ke dalam kasing dan menimbulkan korosi. Hal
lain yang belum
teratasi ialah terbentuknya mikro-anulus yang mengakibatkan adanya komunikasi antarlapisan.
Penyusutan batuan semen terjadi pada suhu tinggi. Jadi, masalah pokok ialah material
semen pemboran itu sendiri yang belum mampu menangani hal-hal di atas.
Penelitian
ini bertujuan memperoleh komposisi semen yang mampu memiliki kuat kompresif,
kuat ikatan sesar (shear bond strength) yang tinggi serta
permeabilitas rendah pada
saat ditempatkan di lingkungan yang mengandung elektrolit ganas seperti CO 2 dan H 2S, bersuhu
dan bertekanan tinggi sampai mencapai 300°C/3000 psi.
Hasil
penelitian ini telah menggugah pendekatan baru dalam upaya untuk mendapatkan semen
dengan penyekatan yang baik pada lubang pemboran minyak, gas, dan panas bumi. Biasanya
upaya terfokus pada kuat tekan semen, namun penelitian ini menunjukkan kuat
lekat atau
kuat geser justru lebih penting diperhatikan untuk mendapatkan penyekatan
yang baik. Penelitian
ini juga menemukan material yang cocok untuk bahan aditif pengembang dan metode
pemrosesannya sehingga diperoleh semen yang akan mengembang, memberi kekuatan,
dan menyekat lubang sumur pemboran yang bersuhu sampai 300°C. Telah dibuat alat
(cement simulator) yang belum ada di pasaran, yang dapat dikondisikan
pada suhu dan tekanan
tinggi, juga dapat memasukkan zat pengotor seperti CO 2 dan H 2S. Juga telah ditemukan
metode pembakaran sampai 1600°C dan cara penggerusan aditif.
|
Sabtu, 22 September 2012
Semen Penyekat Lubang Sumur Minyak, Gas, dan Panas Bumi yang Bersuhu dan Bertekanan Tinggi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar