Perbaikan struktur beton pada umumnya bertujuan mengembalikan dan menaikkan kekuatan unsur atau seluruh struktur agar dapat menghadapi beban di masa yang akan datang. Tujuan lain ialah untuk memenuhi peraturan yang terbaru. Akibat gempa, kolom yang dirancang dengan peraturan lama sering rusak karena kurang mampu menahan beban geser. Kolom yang dirancang berdasarkan peraturan lama mungkin mempunyai kuat geser yang lebih rendah dibandingkan dengan kuat lenturnya sehingga akan rusak geser terlebih dahulu yang pada umumnya bersifat getas dan runtuh dengan mendadak.
Penelitian
ini bertujuan mengetahui perilaku kolom asli yang rusak geser dan meningkatkan
kuat geser kolom yang telah rusak, yang kemudian diperbaiki atau diperkuat dengan
metode concrete jacketing sebagai pembungkus kolom asli tersebut. Sebagai tulangan
lateral untuk beton pembungkus digunakan tulangan spiral. Selain itu, hasil
dari cara perbaikan
ini juga akan dibandingkan dengan metode steel jacketing yang
mempunyai nisbah volume
baja yang sama dengan tulangan spiral. Penelitian ini dibatasi untuk kolom
pendek yang
mengalami rusak geser.
Pada
penelitian ini diuji 5 buah kolom asli. Empat kolom asli tersebut
masing-masing (MKA-1
sampai dengan MKA-5) berpenampang lingkaran berdiameter 250 mm dan tinggi 950
mm dengan tulangan longitudinal 6f16
dan begel f4.6-200. Kolom
dibuat sedemikian rupa,
sehingga terjadi keruntuhan geser. Setiap kolom asli diuji dengan kombinasi
beban aksial
konstan P=22.5 ton (sekitar 0.18f' A ) dan beban kuasi statik
arah lateral pada tengah-tengah
tinggi kolom. Beban lateral ini dianggap mewakili beban gempa. Setelah kolom
asli diuji
sampai mencapai beban maksimum, kolom diperbaiki dengan metode concrete
jacketing dengan
tambahan tulangan spiral dengan nisbah tulangan spiral setiap kolom sama,
namun dengan
ragam diameter dan spasi tulangan spiral, kode kolom menjadi MKR-1œMKR-4.
Satu kolom
diperbaiki dengan metode steel jacketing dengan memberi selubung pelat
baja berdiameter
0.9 mm, yang mempunyai nisbah baja yang sama dengan spiral kode kolom menjadi
MKR-5.
Kolom
asli diuji sampai mencapai beban maksimum dan dihentikan setelah kemampuan
beban lateralnya mencapai sekitar 80% dari beban maksimum. Kemudian selimut
beton dikelupas sampai begel terlihat dan dipasang tulangan spiral dan
tulangan longitudinal
tambahannya di luar begel kolom asli, yang dilanjutkan dengan pengecoran selubung
beton tersebut.
Hasil
pengujian menunjukkan bahwa retak awal kolom asli terjadi pada pangkal kolom yang
dimulai dengan retak lentur, kemudian berkembang menjadi retak miring atau
retak geser.
Keruntuhan kolom ialah akibat geser. Kurva lateral load displacement
hysteresis yang dibuat
dari hasil pengujian menunjukkan bahwa kolom asli dapat mencapai beban
maksimum sekitar
10.5 ton pada saat simpangan horizontal mencapai 7.5 mm atau drift ratio
∆/L=1.3%. Sampai
dengan drift ratio ∆/L=1.8% terjadi penurunan kemampuan menahan beban
lateral sekitar
80% dari beban maksimum. Beban lateral maksimum kolom retrofit dicapai pada
saat drift
ratio
mencapai sekitar 2.8%.
Jika
dibandingkan dengan kolom asli, pada kolom yang sudah diperbaiki terjadi peningkatan
kekakuan, kapasitas geser, dan kenaikan kemampuan simpangan lateral. Berdasarkan
syarat drift ratio-nya, kolom yang mula-mula tidak memenuhi syarat
untuk daerah
rawan gempa menjadi memenuhi syarat. Setelah mencapai kapasitas maksimum, kolom
masih menunjukkan perilaku yang stabil, degradasi kekuatan tidak terjadi
secara mencolok
sebagaimana terjadi pada kolom asli. Kapasitas geser kolom retrofit rata-rata sekitar
23 ton atau dua kali lebih besar dibandingkan kemampuan kolom asli.
|
Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode concrete jacketing
dengan cara penambahan
tulangan spiral cukup baik digunakan untuk memperbaiki sekaligus memperkuat kemampuan
geser kolom yang telah rusak geser akibat gempa. Pada saat beban lateral mencapai
sekitar 80% pascamaksi-mum, kemampuan simpangan kolom retrofit dapat mencapai
sekitar 2 kali dibanding dengan kolom asli atau drift ratio mencapai
sekitar 4%. Beban
maksimum kolom yang diperbaiki dengan steel jacketing mencapai sekitar
90% lebih kecil
dibandingkan dengan metode concrete jacketing.
Perbaikan
dengan metode jacketing, yang dilakukan dengan mengelupas selimut
beton terlebih
dahulu, perlu mempertimbangkan kemampuan kolom dalam menahan beban. Jika tidak,
maka perlu dicoba atau diteliti penyelubungan beton tanpa mengupas selimut
beton secara
keseluruhan tetapi hanya bagian sudut-sudutnya saja. Selain itu perlu juga
diteliti tentang
pengaruh tingkat kerusakan yang terjadi pada kolom asli pada peningkatan
kekakuan, kekuatan,
dan daktilitasnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar