Minggu, 14 Oktober 2012

Jenis-Jenis Pondasi


1. PONDASI BATU KALI

pondasi batu kali

Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :- Batu belah (batu kali/guning)- Pasir pasang- Semen PC (abu-abu).

Kelebihan :
  • Pelaksanaan pondasi mudah
  • Waktu pengerjaan pondasi cepat
  • Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Kekurangan :
  • Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
  • Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
  • Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

2. PONDASI TAPAK (FOOT PLATE) 

pondasi tapak
Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras. Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi  tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.Kebutuhan Bahannya adalah:- Batu pecah / split (2/3)- Pasir beton- Semen PC- Besi beton- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan).

Kelebihan :
  • Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
  • Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
  • Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah.
Kekurangan :
  • Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
  • Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
  • Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
  • Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
  • Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

3. PONDASI PELAT BETON LAJUR

Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.

Kelebihan :
  • Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
  • Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya.
  • Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain
Kekurangan :
  • Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
  • Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering / sesuai umur beton).
  • Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
  • Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
  • Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

4. PONDASI SUMURAN

pondasi sumuran
Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah berdiameter  60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter.Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.

Kelebihan :
  • Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
  • Tidak diperlukan alat berat.
  • Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
Kekurangan :
  • Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
  • Pemakaian bahan boros.
  • Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
  • Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.

5. PONDASI STRAUSS PILE ATAU BORED PILE

Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang.

Pondasi strauss pile
Strauss Pile
Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya. Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing.

Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.



Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan pondasi strauss pile. Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor, peralatan cor, dan system cassing yang menggunakan teknologi lebih modern. Pondasi ini digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2 lantai.

Pondasi bored pile

Kelebihan :
  • Volume betonnya sedikit
  • Biayanya relative murah
  • Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras
Kekurangan :
  • Diperlukan peralatan bor
  • Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah.
  • Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena unsur semen larut oleh air tanah.

 

6. Pondasi TIANG PANCANG


Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar.
Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus menggunakan truck tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 – 7 ton.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.
Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan penampang tiang pancang yang akan digunakan :
Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya dukung setiap tiangnya mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap kolomnya?


Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut :
  • Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat yang harus dipikul setiap  pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke dalam beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena beban di pinggir kolom tentu saja berbeda dengan beban di tengah.
  • Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.
  • Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai, misalnya Y ton.
  • Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton +  Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton. Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang pancang pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.
  • Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya. Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.
  • Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil laboratorium dan daya lekat tanah si sepanjang  tiang pancang. Bila hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan berkurang. Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.


A. Ukuran Tiang Pancang
Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :  MINIPILE dan MAXIPILE.
a. Minipile (Ukuran Kecil)
Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:
  • Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.
  • Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang  beban 25 – 30 ton.
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 – 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan  30 – 35 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 – 50 ton.
b. Maxipile (Ukuran Besar)
Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.


B. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.


C. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan
a. Pondasi tiang pancang pabrikan.Keuntungan:
  • Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat, hasilnya lebih dapat diandalkan.
  • Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan.
  • Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus.
  • Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.
  • Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.
  • Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban vertical.
Kerugian :
  • Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya.
  • Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik, akibatnya sangat merugikan.
  • Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi denga kayu.
  • Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.
  • Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan maka harus disediakan  tempat yang cukup luas.
  • Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.
  • Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.

b. Pondasi Tiang yang Dicor di Tempat
Keuntungan:
  • Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan keriuhan yang sangat kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat penduduknya.
  • Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar dan lebih panjang.
  • Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau pabrikan.
  • Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap) dapat dibuat lebih kecil.
  • Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau pada tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui.
  • Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.
Kerugian :
  • Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dan kualitas tiang yang sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan kualitas hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.
  • Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur dengan reruntuhan tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan dengan seksama setelah penggalian tanah dilakukan.
  • Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, terkadang tiang pendukung kurang sempurna karena ada lumpur yang tertimbun di dasar.
  • Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka untuk pekerjaan yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.
  • Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum jam menggunakan air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara perlu dipikirkan cara menangani tanah yang telah dibor atau digali.

Pondasi Cakar Ayam


Latar Belakang

Perlakuan yang seimbang antara beban dan kondisi tanah lembek perlu dipecahkan. Problema ini pernah dihadapi oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo tahun 1961, ketika sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.
Dengan susah payah, dengan sistem pondasi konvensional 2 menara berhasil didirikan, sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai. Menara ini untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962.
Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru untuk mengatasi masalah itu. Lahirlah ide Ir. Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.


Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam. Perhitungan yang dipakai saat itu (1961), masih kasar dengan dimensi 2,5 kali lebih besar dibanding dengan sistem pondasi cakar ayam yang diterapkan sekarang. Meski begitu, ternyata biayanya lebih murah dan waktunya lebih cepat daripada menggunakan tiang pancang biasa. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi kawasan industri.

Dasar teoritis.
Pondasi cakar ayam terdiri dan plat beton bertulang dengan ketebalan tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya, umumnya 10 -15 cm, .
Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda.


Apakah Pondasi Cakar Ayam itu? Untuk pekerjaan pondasi bangunan dikenal beberapa jenis podasi, seperti pondasi umpak/setempat, pondasi dangkal, pondasi sumuran , pondasi tiang pancang. Untuk menentukan tipe pondasi harus mempertimbangkan letak kedalaman tanah keras di site yang akan dibangun. Perletakan dasar pondasi pada tanah keras, bukanlah persyaratan yang mutlak, karena masih bergantung pada beban bangunan yang harus dipikul oleh pondasi. 
Misalnya, bila tanah keras terletak sangat dalam dan tanah permukaan tidak memiliki daya dukung tinggi, tapi karena tekanan bangunan ke tanah dasar kecil, maka cukup dipakai pondasi dangkal dan tidak diperlukan pondasi pile.
Pondasi sistem cakar ayam termasuk pondasi dangkal, karena kedalaman dasar pondasi kurang dari 3 meter, sangat kecil dibanding dengan lebar pondasinya. Pemakaian jenis pondasi ini umumnya menggantung pada lapisan tanah permukaan.
Berdasarkan bentuknya yang melebar itu, maka pondasi ini termasuk tipe pondasi rakit (raft foundation). Karena pelat cakar ayam yang tipis (sekitar 10-20 cm) maka pondasi ini termasuk tipe pondasi yang fleksibel, sehingga cara perancangan berbeda dengan pondasi rakit lainnya yang biasanya pelat pondasinya lebih kaku. (Struktur Pondasi Cakar Ayam).

Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250 cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu siatem komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan akan identik dengan pondasi rakit (raft foundatin).


Mekanisme sistem pondasi cakar ayam dalam memikul beban dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
Bila diatas pelat bekerja beban titik, maka beban tersebut membuat pelat melendut. Lendutan ini menyebabkan buis-buis cakar ayam berotasi. Hasil pengamatan pada model menunjukkan rotasi cakar terbesar adalah pada cakar yang terletak di dekat beban.
Rotasi cakar memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang cakar-ayam dan merupakan momen yang melawan lendutan pelat. Dengan demikian, cara mengurangi lendutan pelat, semakin besar momen lawan cakar untuk melawan lendutan maka semakin besar reduksi lendutan.
Momen lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadatan (kuat geser) tanah disekitar cakar, yaitu semakin panjang (dan juga lebar) cakar, maka semakin besar momen lawan terhadap lendutan pelat yang dapat diperoleh.

Kondisi Yang Cocok Untuk Sistem Cakar Ayam ini, Berdasar riset terungkap bahwa sistem Cakar Ayam sangat cocok pada kondisi beban-beban berat yang bekerja pada jangka pendek (Short-term loading). Bila dipakai untuk mendukung beban statis/permanen yang bekerja pada waktu lama (long term loading), maka tekanan pondasi pada tanah dasar yang lunak harus diperhitungkan terhadap penurunannya, terutama penurunan konsolidasi.
Untuk beban jangka pendek, seperti roda pesawat atau beban roda kendaraan berat, dimana Sistem Cakar Ayam terletak pada tanah asli atau pada tanah urugan yang tidak banyak mengakibatkan penurunan pondasi (yang umumnya tanah lunak) di bawahnya, maka setelah unloading (kendaraan/beban lewat, momen lawan oleh tekanan tanah lateral di sekitar Cakar Ayam akan mengembalikan posisi pelat ke kedudukannya semula).

Jika Sistem Cakar Ayam digunakan untuk mendukung beban statis dan permanen yang relatif berat, fungsi Cakar dalam mereduksi lendutan pelat menjadi berkurang. Karena jika cakar secara permanen berotasi, maka akan menyebabkan tanah di sekitar cakar mengalami konsolidasi primer, yang menyebabkan pelat melendut secara bertahap sesuai dengan berjalannya waktu. Kecuali itu, lendutan pelat dan rotasi cakar juga dipengaruhi oleh konsolidasi sekunder (crep) yang juga akan menyebabkan efek yang sama.
Bila Sistem Cakar Ayam diletakkan di atas tanah urugan dan buis-buis Cakar Ayam hanya menggantung saja pada badan urugan, maka oleh karena urugan tersebut, maka tanah pondasi mengalami penurunan konsolidasi. Hal ini disebabkan Sistem Cakar Ayam akan mengikuti penurunan tanah di bawahnya. Karena itu, bila menerapkan Sistem Cakar Ayam di atas urugan yang tinggi, seyogyanya sebelum tanah dasar diurug (di mana Sistem Cakar Ayam bertumpu) maka harus dilakukan perbaikan tanah dahulu. Misalnya dengan preloading dan pemasangan drainase vertikal atau dengan metode lain. Bagian yang dilakukan dalam perbaikan tanah ini, hanya pada bagian tertentu dari jalan raya yang terletak pada timbunan yang tinggi dan terletak di atas tanah lunak. Dengan demikian, pemakaian pondasi cakar ayam tidak harus menyeluruh di bagian jalan yang akan dibangun jalan raya.

Jika aplikasi pondasi Cakar Ayam pada bangunan gedung, harus diperhitungkan tekanan pondasi ke tanah dasar, agar tidak menimbulkan penurunan yang berlebihan, terutama penurunan pondasi ke tanah dasar, agar tidak menimbulkan penurunan yang berlebihan, terutama penurunan yang tidak seragam (differential settlement). Karena sifatnya yang flexible, maka hubungan kolom pelat Cakar Ayam umumnya dengan pengaku, untuk mereduksi penurunan yang tidak seragam itu.
Hal ini sudah dilakukan sejak penggunaan Pondasi Cakar Ayam contohnya pada Gedung Kantor Cipta Karya Surabaya, seperti yang tertulis dalam buku Cakar Ayam Construction System and Application on Foundation for Structures and pavements oleh Ir. Rianto P. Hadmodjo. Di bagian pinggir, pondasi diberi pagar betis berupa pagar cakar ayam yang lebih panjang daripada cakar sebelah dalam, yang berguna mengurangi deformasi lateral tanah (dan bangunan) sekecil mungkin. Penurunan yang berlebihan pada bangunan dengan pondasi Cakar Ayam mungkin akibat analisa penurunan (penurunan konsolidasi umumnya) yang kurang akurat.

Peranan Tiang Pondasi Sebagai Pendukung Utama Infra Struktur


Pondasi adalah struktur bagian bawah dari suatu bangunanyang berfungsi sebagai media penyalur / pemindahan beban dari konstruksi diatasnya kelapisan tanah pendukung, sehingga tanah dapat menerima beban tersebut dengan baik dan aman. Dalam perencanaan bangunan sipil, pondasi merupakan bagian terpenting dari struktur bangunan. Kestabilan bangunan tersebut terletak pada perencanaan pondasinya.
Pondasi terdiri dari beberapa jenis, dilihat dari lapisan tanah dan jenis tanah, jenis bahan / material yang digunakan, jenis bangunan atau kontruksi yang didukungnya dan cara / metode pemasangannya.
Salah satu jenis pondasi yang dikenal adalah pondasi tiang, dimana umumnya dipakai pada daerah yang memiliki lapisan tanah pendukung pada daerah lapisan yang dalam. Pondasi tiang ini masih dibedakan atas beberapa jenis yang sesuai dengan jenis bahan / material yang digunakan, sistem pelaksanaannya dan jenis tanah yang ada.
Bagi struktur yang dibebani dengan beban berat, sudah tentu pondasi yang direncanakan hendaknya dapat menanggulangi beban itu dalam arti daya dukung (pikul) maupun penurunannya.
Dalam hal ini dapat diketahui jenis dan type pondasi yang dapat dipergunakan sebagai alternatif yang menguntungkan untuk menyelesaikan persoalan tersebut diatas. Salah satu jenis pondasi tersebut antara lain dengan metode tiang pancang; yang terdiri dari: tiang pancang dengan pelebaran diujung tiang, tiang franki, tiang delata, tiang alpha, tiang ribrex, tiang vebro, pondasi kaison dan lain-lain.
Type dan jenis pondasi yang lain adalah Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) yang merupakan salah satu type Pondasi Dalam dengan beton cor di tempat (cast in place) dengan pengeboran 2 sistem yaitu :
A.      Pengeboran Sistem Basah (Continuous Mud Circulation Technique)
Pengeboran dengan Sistem Basah ini digunakan apabila diketahui level mata air tanah cukup tinggi sehingga untuk mengantisipasi keluarnya air di konstruksi lubang bor.
Pelaksanaan pondasi tiang bor (bored pile) dengan Sistem Basah dapat dilaksanakan dengan beberapa sistem (cara) pengeboran yaitu :
1. Pengeboran Sistem Basah dengan menggunakan Temporary Casing
Casing digunakan jika jenis tanah di lapangan beresiko runtuh/ longsor di lubang hasil bor sehingga akan menutup lubang tersebut.
2. Pengeboran Sistem Basah tanpa Casing
Untuk jenis tanah yang cukup kuat dan padat dimana resiko longsor / runtuh bisa diabaikan, maka tidak diperlukan Casing.
B.      Pengeboran Sistem Kering (Auger dan Bucket)
Pelaksanaan pondasi tiang bor (bored pile) dengan Sistem Kering dapat dilaksanakan dengan beberapa sistem (cara) pengeboran yaitu :
1. Pengeboran Sistem Kering dengan menggunakan Temporary Casing
Casing digunakan jika jenis tanah di lapangan beresiko runtuh/ longsor di lubang hasil bor sehingga akan menutup lubang tersebut.
2. Pengeboran Sistem Kering tanpa Casing
Untuk jenis tanah yang cukup kuat dan padat dimana resiko longsor / runtuh bisa diabaikan, maka tidak diperlukan Casing.
Dalam perencanaan pondasi tiang sangat banyak parameter / faktor yang dapat mempengaruhi daya dukung tanah yang tidak dapat diperhitungkan dari awal secara pasti antara lain faktor daerah yang memiliki kedalaman lapisan tanah berbeda-beda dan hal ini harus disesuaikan dengan design pondasi tiang yang baik dalam arti konstruktif maupun ekonomis.
Night Diamond Bloody Red - Busy Flicker